Sekilas Universitas Al-Azhar


Sejarah Al-Azhar tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan Mesir, terutama pada masa pemerintahan Daulah Fathimiyyah. Khalifah ketiga Dinasti Fathimiyyah Mu’iz lid-Dinillah Ma’ad bin al-Manshur, tercatat sebagai khalifah yang membangun Kota al-Qahirah (Kairo) pada 358 H/969 M. Pembangunan Kota al-Qahirah ditangani oleh seorang panglima Jauhar as-Shaqili. Dalam pembangunannya, dalam kota ini dibangun beberapa istana yang ditempatkan disebelah barat dan timur yang mengapit Jami’ al-Qahirah (masjid Kairo). Daerah itu kemudian disebut sebagai al-Qushur ad-Dzahirah, sebuah tempat dengan penataan artistik yang sangat indah, yang konon ketika malam hari taman-taman disekitar istana itu diterangi dengan cahaya. Oleh karenanya Jami’ al-Qahirah kemudian lebih dikenal dengan Jami’ Al-Azhar (Masjid yang diterangi kelap-kelip cahaya). Pada masa ini, Masjid al-Azhar digunakan sebagai sarana penyebaran ajaran Syiah, dengan diajarkannya Kitab Mukhtashar oleh Qadhi al-Qudhat al-Hasan Ali bin Nu’man al-Qairawani pada bulan Shafar 359 H/967 M.
 Jami' al-Azhar dan menaranya yg terkenal

Jami’ al-Azhar kemudian di perluas dan dibangun kembali pada masa Sultan An-Nashir 1303 M (pada masa ini dinasti fathimi telah tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyyah). Kemudian pada masa Sultan Qanshouh al-Ghouri dibangunlah menara al-Azhar yang memiliki dua puncak (Manaratu al-Azhar adz-Dzau ar-Ra’sain). Pada masa Amir Abdurrahman Kathadaka dibangun kembali dua menara disisi kanan dan kiri masjid. Dalam perkembagannya Jami’ al-Azhar banyak menerima sumbangan wakaf dari sultan-sultan Fathimiyyah sehingga kekayaannya waktu itu mencapai 1/3 dari seluruh kekayaan mesir.
Jami’ al-Azhar kemudian rombak pada masa Shalahuddin al-Ayyubi menjadi pusat pembelajaran islam sunni dan terus berkembang dibawah pemerintahan Dinasti Mamalik. Dibawah kekuasaan Khilafah Utsmaniyyah dibentuk lembaga keazharan yang dipimpin oleh Syaikh al-Azhar, Syaikh Muhammad al-Khurasyi (1010 -1101 H) terpilih sebagai syaikh al-Azhar pertama. Sampai saat ini telah berganti 40 Syaikh al-Azhar, dan terakhir Syaikh Muhammad Sayyid Thanthawi yang wafat pada 10 Maret 2010 kemarin.
Para santri al-azhar; abad ke-18 M

Al-Azhar mengalami masa kejayaan pada Abad ke-15 m, tercatat ulama seperti Ibnu Khaldun, As-Suyuthi, Ibnu Khaliqan, Al-Khawi, Abdul Latif al-Baghdadi, dan al-Maqrizi adalah para alumnus al-Azhar pada masa ini. Setelah itu al-Azhar mengalami kemerosotan sehingga pada abad ke -19 M harus berhadapan dengan sekolah-sekolah modern. Setelah itu al-Azhar mulai mereformasi diri, pertama-tama dibakukannya ujian sebagai syarat untuk mendapatkan ijazah al-‘Alamiyyah (sertifikat kesarjanaan), pembagian periode pendidikan dasar dan menengah, dan pembagian antara Ulum al-Manqulah dan ulum ma’qulah.  Sampai kemudian al-Azhar dibentuk menjadi Universitas pada tahun 1930. Al-Azhar kemudian dikenal dengan nama Jami'ah al-Azhar asy-Syarief.

Dalam perjalannya, Jami'ah al-Azhar telah mencetak para ulama yang mumpuni dan dikenal dunia islam. Sebut aja para ulama seperti Syaekh Muhammad al-Ghazzali, DR. Yusuf al-Qardhawi, DR. Wahbah az-Zuhaily pakar fikih islam, Syekh Izzuddin al-Qossam pemimpin jihad di Palestina, dan masih banyak lagi pakar-pakar yang merupakan lulusan dari Universitas al-Azhar. Di Indonesia seperti DR. Quraisy Shihab pakar tafsir, DR. Surahman Hidayat pakar fikih, dan yang terbaru DR. Zain an-Najah pakar Ushul Fiqh dan masih banyak lainnya.
Fakultas-Fakultas di Universitas Al-Azhar
Adapun saat ini, Fakultas-fakultas di Universitas Al-Azhar Asy-Syarif secara umum, terbagi kepada fakultas ilmy (sains) dan fakultas adaby (agama). Ditambah, kampus cabang khusus putri yang disebut Kulliyatul Banat,  di kampus ini terdapat berbagai jurusan yang setara dengan fakultas-fakultas yang terdapat di Al-Azhar pusat.
Adapun program adaby, terdapat lima fakultas yaitu:
1.             Fakultas Syari’ah wal-Qanun.
Di fakulas ini terdapat 2 jurusan: Syaria’h Islamiyyah dan Syari’ah wal-Qanun, dan pembagiam jurusannya dimulai sejak tahun pertama.
2.             Fakultas Ushuluddin.
Fakultas ini terbagi 4 jurusan: Ulum at-Tafsir, Ulum al-Hadits, Aqidah Filsafat dan Dakwah wa ats-Tsaqofah, pembagian jurusannya dimulai tingkat III.
3.             Fakultas Lughah al-‘Arabiyyah.
Fakultas ini terbagi 3 Jurusan: Lughah al-‘Arabiyyah wa al-Adab, Tsaqofah wa al-Hadharah, dan Shahafah wa al-‘i lam, yang dimulai semenjak tahun pertama.
4.             Fakultas Dirasat al-Islamiyyah.
5.             Fakultas Dakwah Islamiyyah.
6.             Fakultas Dirasat al-Islamiyyah khusus putri, yang mempunyai 3 Jurusan:
a)             Jurusan Syariah Islamiyyah.
b)            Jurusan Ushuluddin
c)             Jurusan Lughah al-‘Arabiyyah.
Juga ada cabang-cabang Universitas Al-Azhar yang terdapat di berbagai provinsi di Mesir. Diantaranya.
1.             Fakultas Dirasat Islamiyyah wal-Arabiyyah di Zaqziq.
2.             Fakultas Dirasat Islamiyyah wal-‘Arabiyyah di Manshoura.
3.             Fakultas Dirasat Islamiyyah di Tafahna al-Asyraf.
4.             Fakultas Dirasat Islamiyyah di New Damietta.
Disetiap cabang-cabang kuliah ini terdapat jurusan-jurusan yang setara dengan fakultas-fakultas adaby di pusat.
Selain itu tentunya ada program sains, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Perdagangan, Fakultas Teknik. Namun mengingat bahwa kawan-kawan indonesia sangat jarang yang berminat untuk kuliah di program sains, maka tidak saya cantumkan disini.